Jumat, 22 Januari 2010

GEMPA: ANTARA AZAB & CINTA

Oleh : Muhammad Ridwan

Mujuo indak dapek diraiah, malang indak dapek ditulak. Sumatera Barat diguncang gempa dashyat berkekuatan 7.6 skala richter (SR) hari Rabu 30 September 2009. Tiga hari sejak gempa, terjadi 389 kali gempa susulan yang menggetarkan berkekuatan antara 3 – 4 skala richter. Khusus untuk Pasaman Barat (menurut beberapa masyarakat korban gempa di Kinali & Sasak), sampai tiga hari pasca gempa, pemerintah belum memberikan bantuan pada masyarakat. Dalam Al – Qur’an, Surat Ar – Ruum (30 : 41) Allah SWT berfirman, “Telah nyata kerusakan di daratan dan di lautan akibat tangan manusia”.


Dalam Dunia Sains & TeknologiMenurut ilmu pengetahuan dan teknologi, gempa bumi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi, aktivitas sesar di permukaan bumi, pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah dan aktivitas gunung api. Dalam jangka dekat, para ilmuwan gempa mungkin nakin terobsesi untuk menjawab pertanyaan fundamental seperti ”dapatkah kita meramal terjadinya gempa?”.Saat ini jawabannya mustahil bila yang dimaksud adalah meramal hari, tanggal dan jam berapa gempa akan terjadi. Yang bisa diketahui sebatas wilayah mana yang akan terancam gempa dalam kurun 20-30 tahun mendatang.



Pandangan AgamaMungkin semua kita sudah mengetahui bahwa semua musibah yang terjadi di alam ini, baik gempa bumi, longsor, angin puting beliung, banjir dan musibah lainnya yang menimbulkan bahaya bagi manusia dan menimbulkan berbagai macam penderitaan semua disebabkan oleh perbuatan manusia. Lihatlah firman Allah Ta’ala, “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96).
Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisaa: 79).


Pertanyaannya, perbuatan manusia yang mana yang menyebabkan bencana ? Ada pernyataan menggelitik yang pernah disampaikan Prof. Syafril Kemala tahun 2006 yang menyatakan, ”Di Pasaman Barat orang yang shalat hanya sekitar 20 %”. Wow … seorang profesor berkata demikian tentu memiliki landasan, pengamatan, analisa dan pemikiran mendalam. Kita bisa lakukan perhitungan sederhana, misalnya dalam sebuah desa ada sekitar 4.000 penduduk. Mesjid ada rata-rata 4. Artinya ada sekitar 2.000 laki-laki (50 % dari penduduk). Lihatlah yang shalat Jum’at, satu mesjid hanya sekitar 100 orang permesjid. Ini artinya hanya sekitar 400 orang laki-laki yang shalat jum’at (20%), apalagi yang shalat lima waktu, kiran-kira berapa persen? Ini tanggung jawab siapa ?
Lalu lihatlah, ketika bulan Ramadhan, betapa banyaknya lelaki muslim dewasa sehat yang tidak berpuasa.

Belum lagi masalah korupsi yang seperti angin. Banyak pihak yang merasakan efek dan gaung korupsi tetapi tidak dapat dibuktikan secara administrasi. Tetapi dalam hal korupsi, mari lihat yang sederhana saja yaitu korupsi waktu. Pada waktu jam kerja di Pasaman Barat begitu banyak karyawan yang berada di warung atau pulang setelah zuhur dan tidak balik lagi.
Jadi, apakah gempa di Sumbar tahun 2009 ini sebagai azab atau CintaNya, sehingga diberikan peringatan atas kelalaian kita pada berbagai kewajiban ? Wallahu’alam.


- Pengurus IKPB & Pemimpin Redaksi Buletin IKPB
- Dimuat pada Buletin IKPB edisi 4, Desember 2009

Tidak ada komentar: