Selasa, 03 Agustus 2010

MENCARI NILAI TAMBAH

Siapa yang tidak ingin rekreasi ke seluruh pelosok nusantara. Lebih asyik lagi jika rekreasi ini dilakukan bersama keluarga. Bisakah petani Pasaman Barat bepergian kemana-mana dengan penghasilan seperti sekarang ? Jangankan untuk rekreasi, untuk makan sehari-hari saja susah. Disinilah konsep Nilai Tambah diperlukan. Tanpa adanya nilai tambah dalam usaha seperti biasanya maka sulit memenuhi kebutuhan primer apalagi kebutuhan tertier. Apa yang harus dilakukan petani Pasaman Barat untuk mendapatkan nilai tambah usahanya ?


Panjang jalan banyak diliek, panjang umua banyak diraso. Hikmah sebuah perjalanan sungguhlah banyak. Saya jika mendapatkan tugas ke luar kota, walaupun harus meninggalkan keluarga tetap melaksanakannya dengan suka cita. Syukur karena dipercaya menunaikan tugas dan yang lebih penting dapat pengalama yang sungguh berarti bagi pribadi dan jika kita mau berbagi akan bermanfaat bagi orang lain.Pertengahan April 2010 saya berkesempatan berkunjung ke Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Selain menikmati pemandangan yang berbeda, indah, nuansa sosial yang khas, kebudayaan yang memikat, ada hal menarik khususnya di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur. Secara umum mata pencaharian masyarakatnya hampir sama dengan masyarakat Pasaman Barat, yaitu sebagai petani.

Jika di Pasaman Barat masyarakat menanam padi, sejauh mata memandang yang ada hanyalah hamparan hijau bak permadani ketika padi mulai ditanam, dan berwarna kuning emas ketika padi menguning. Tidak ada yang lain ditanam petani selain padi dan hanya sebagian kecil menanam sayuran untuk konsumsi pribadi.

Namun ada yang sangat mencolok ketika saya melewati Lombok Tengah. Masyarakat selain menanam padi, di pematang sawah banyak ditemui pohon produktif lainnya. Di pematang sawah ada yang menanam mangga, durian, kayu jati, mahoni, sengon atau berbagai jenis sayur-sayuran.

Apa Nilai Tambahnya ? Masyarakat selain panen padi, maka ketika mangga berbuah mereka panen mangga. Mangga ditanam dengan beraturan atau kurang beraturan. Bagi yang beraturan, ditanam kira-kira dengan jarak 10 x 40 meter. Ini artinya, dalam satu hektar sawah ada sekitar 25 pohon komersil yang ditanam.
Jika mereka menanam mangga di pematang sebanyak 25 pohon/hektar, kalau satu mangga berbuah 500/pohon maka dalam 1 ha hasil mangganya sebanyak 12.500 buah mangga perpanen. Hasil sawah ? Tentu saja tetap seperti semula.

Bagi lingkungan, keberadaan tanaman di sawah selain padi bernilai positif. Lingkungan lebih nyaman dan bagi petani selain bernilai ekonomi, keberadaa tanaman pohon di pematang bisa digunakan sebagai peneduh ketika istirahat di siang hari.

Hmm, sungguh indah jika melihat pematang sawah di Pasaman Barat dihiasi dengan berbagai pohon komersil. Atau petani kita menanam sayuran untuk tujuan komersil. Dengan demikian, petani tidak hanya menunggu hasil padi di lahan garapannya tetapi banyak sumber penghasilan selain padi di lahan yang sama.
Inilah yang dinamakan dengan Nilai Tambah. Bagi pegawai negeri atau swasta tentu semua berkeinginan mendapatkan nilai tambah. Dan bagi pegawai banyak usaha lain tanpa korupsi waktu untuk mendapatkan nilai tambah.

*) Muhammad Ridwan, S.Hut
- Forestry Specialist of CER - Indonesia
(Carbon & Environtmental Research Indonesia)


- Sekretaris Umum IKPB & Pemimpin Redaksi Buletin IKPB.

Prestasi Gemilang Sepak Bola Pasbar

Mungkin terasa aneh mendengar ada tim Sepak Bola Pasaman Barat bisa berprestasi di tingkat nasional. Tapi inilah yang terjadi. Tim Sepak Bola Kabupaten Pasaman Barat yang bernama Popas Yunior Usia 15 tahun mewakili Sumatera Barat untuk kejuaraan Manchester United Premier Cup (MUPC), pada Mei 2010 di Jakarta.
Pertandingan tingkat nasional diikuti oleh 10 tim terkuat mewakili 10 propinsi yang terseleksi. Untuk Pulau Sumatera, diwakili oleh Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Untuk Pulau Jawa diwakili tim-tim tangguh dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk Pulau Kalimantan diwakili oleh tim dari Kalimantan Timur. Sulawesi diwakili oleh Sulawesi Selatan dan satu tim wakil dari Papua.
Kesempatan mewakili Sumatera Barat untuk berlaga di tingkat nasional tidak disia-siakan oleh tim Popas Yunior Pasbar. Hal ini terbukti dengan berhasilnya tim Popas Yunior mengalahkan Propinsi Banten pada babak 10 besar dengan skor telak 3 – 0. Tim Pasbar yang ditangani oleh Manajer Tim, Drs. Afrizal Azhar, M.Si dengan pembina langsung oleh Bupati Pasaman Barat.

Langkah gemilang tim Popas Yunior Pasbar terhenti di semi final oleh DKI Jakarta dengan skor tipis 2 – 1. DKI akhirnya menjadi juara nasional dengan mengalahkan Jawa Timur melalui adu pinalti.

Masuk semi final tingkat nasional adalah prestasi luar biasa bagi Kabupaten yang baru dimekarkan. Dan yang mengalahkan tim Pasbar adalah tim yang menjadi Juara Nasional. Ini adalah prestasi yang tinggi dan perlu diapresiasi.
Satu hal yang sangat menggembirakan adalah terpilihnya pemain Popas Yunior Pasaman Barat menjadi pemain terbaik tingkat nasional. Semua warga pasbar tentu bangga dengan prestasi ini. Tapi kita jangan berpuas diri sampai disini. Hal yang paling penting ke depan adalah pembinaan terus-menerus bibit potensial ini. Jangan sampai bibit unggul seperti ini hilang setelah berlaga sekali ditinkat nasional. Inilah PR bersama bagi segenap warga Pasaman Barat, baik yang ada di Pasbar, Sumbar, perantau dan tentu saja Pemda Pasaman Barat.

Jhon Syafnir

FACE BOOK & RUNTUAHNYO JEMBATAN BATANG HALUAN

Dunia sekarang memang tanpa batas. Berita runtuhnya jembatan Batang Haluan di Simpang Empat, Pasaman Barat justeru saya dapatkan dari orang yang berada di Kalimantan Barat. Face Book menjadi sarana komunikasi efektif, Segdia Sastra perantau Pasaman Barat yang ada di Kalaimantan Barat memberikan kabar pada saya lewat face book. Bunyi beritanya seperti ini :
“Jembatan Batang Haluan ambruk tgl 25 april 2010. Sampai sekarang (8 Mei 2010) belum bisa dilewati mobil. Yang bisa lewat hanya motor tapi dengan catatan bayar Rp2000/motor.! Kasihan masyarakat, udah jatuh tertimpa tangga”.


Gayung pun bersambut. Berita singkat ini langsung disambar oleh face bookers lainnya. Ada yang mengomentari dengan kata-kata, ”Terlalu”. Ada juga yang mengomentari dengan sedikit serius, seperti, ”Benar-benar terlalu. Apalagi panitia yang minta duit, emang Pemda tertidur, ya ...?? Kok di biarkan punggutan itu”.

Kapan ya … jembatan ini diperbaikiPara face bookers yang memiliki beragam latar belakang, menimpali sebuah berita sesuai background masing-masing. Ada yang serius, ada yang bercanda dan ada yang berempati pada masyarakat pengguna fasilitas umum ini. Lihatlah komentar beikut, ”Lagi-lagi, masyarakat jadi imbas ketidak-pedulian mereka”.
Yang parah nya lagi, Bapak-bapak yg udah digaji negara itu cuma sibuk meninjau saja tanpa memberi solusi yang cepat. Mudah-mudahan bapak-bapak kita yg duduk dikursi empuk nya itu gak cuma sibuk hitung gaji aja.

”Mokasi informasinyo, Da. Semoga kedepan setiap biaya untuk infratruktur indak dikorupsi sehingga aman sesuai umur pakai bangunan”, timpal face bookers lainnya.

Inilah sekelumit kondisi kampuang halaman yang saya dapatkan bukan dari sanak – saudara di kampuang tapi dari kemajuan teknologi. Sekarang kondisinya bagaimana ya ? entah lah, kita tunggu saja kinerja Bupati terpilih 2010.

Muhammad Ridwan

TATA TERTIB MUBES IKPB JAYA 2010

(Hasil Musyawarah tanggal 3 Juli 2010)


Pasal 1. Ketentuan Umum
1. Mubes Ikatan Keluarga Pasaman Barat (IKPB) adalah musyawarah anggota tertinggi organisasi yang diselenggarakan secara tetap sekali dalam 5 (lima) tahun dengan agenda utama mempertanggunjawabkan kinerja kepengurusan Dewan Pimpinan IKP Barat Jakarta, menyusun program organisasi dan memilih serta menetapkan Dewan Pimpinan IKP Barat Jakarta periode berikutnya (Pasal 14, AD IKPB)
2. Mubes dalam melaksanakan tugasnya berlandaskan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam AD/ART
3. Peserta Mubes terdiri dari semua yang hadir.

Pasal 2. Peserta Mubes
Peserta Mubes IKPB adalah utusan dari komisariat (kecamatan), perwakilan, dan pengurus/ penasehat IKPB yang hadir.


Pasal 3. Hak Suara
1. Hak suara adalah hak setiap peserta untuk mengambil keputusan mengikuti ketentuan tata cara pengambilan keputusan
2. Hak suara dalam Mubes diberikan oleh utusan yang mendapat mandat dari komisariat , perwakilan IKPB, Pengurus IKPB dan penasehat.
3. Setiap komisariat dan perwakilan, mempunyai hak suara yang Porporsional :
a. Jumlah utusan dari satu Komsariat antara 4 – 16 utusan
b. Jika komisariat tidak melampirkan anggota komisariat, maka memiliki utusan 4 suara
c. Jika anggota komsariat (Keluarga/KK) <> 100 KK, memiliki utusan sebanyak 16 utusan (16 suara)
f. Jumlah utusan dari perwakilan sebanyak delapan (8) orang
g. Jika utusan yang datang dari komisariat/perwakilan kurang dari point ( b – f ) maka jumlah suara sah dari komisariat/perwakilan tersebut sebanyak jumlah yang hadir.
4. Jumlah utusan dari pengurus IKPB (Demisioner) sebanyak 9 utusan (9 suara) yang terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris Umum, Sekretaris dan 4 ketua bidang) atau sesuai dengan ART pasal 13.
5. Jumlah utusan (suara) penasehat sebanyak jumlah penasehat yang hadir dalam Mubes

Pasal 4. Syarat Sah Utusan
1. Utusan Mubes dinyatakan sah jika nama utusan tercantum dalam Surat Pengantar Komisariat Kecamatan/Perwakilan/Pengurus IKPB yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum atau nama yang sejenis.
2. Surat Pengantar dari Komisariat Kecamatan/Perwakilan/Pengurus IKPB dilampiri dengan nama dan jumlah anggota komisariat.

Pasal 5. Pimpinan Sidang
1. Pimpinan sidang dipilih dari dan oleh peserta Mubes
2. Pimpinan sidang dipimpin oleh seorang ketua, seorang sekretaris merangkap anggota, dan 1 (satu) orang anggota
3. Pimpinan sidang akan memimpin terselenggaranya Mubes
4. Pimpinan sidang untuk sidang paripurna pengesahan quorum, tata tertib, jadwal acara dan pemilihan pimpinan sidang akan dipimpin sementara oleh Pengurus Panitia Mubes
5. Pimpinan sidang berkewajiban memimpin sidang paripurna agar tertib dalam suasana kebersamaan serta berusaha mempertemukan pendapat dan meluruskan pembicaraan sesuai dengan aturan.

Pasal 6. Persidangan
6. Sidang Paripurna merupakan bagian dari kegiatan Mubes yang membahas :
a. Tata Tertib Mubes
b. Agenda Acara Mubes
c. Pemilihan Pimpinan Mubes
d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IKPB
e. Garis-Garis Program Kerja yang dibahas pada Sidang Komisi
f. Mekanisme pemilihan Ketua Pengurus IKPB
g. Pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris Umum, Sekretaris dan 4 ketua bidang (sesuai dengan ART pasal 13.
h. Pelantikan Ketua Pengurus IKPB yang terpilih
i. Pengesahan tim formatur untuk pembentukan pengurus
j. Pengesahan Dewan Pimpinan IKPB Jakarta Periode 2010 - 2015
2. Sidang penyampaian laporan pertanggung jawaban ketua umum (setelah penyampaian pertanggung jawaban, pengurus lama selesai, maka pengurus lama dianggap dimisioner dan selanjutnya pengurus lama statusnya anggota biasa)
3. Sidang dipimpin oleh Pimpinan sidang.

Pasal 7. Tata Cara Penyampaian Pendapat
1. Peserta dalam menyampaikan pendapat atau saran perlu mendapatkan izin dari pimpinan Mubes.
2. Kesempatan berbicara diberikan menurut urutan permintaan.
3. Peserta menyebutkan identitas diri.
4. Isi pendapat atau saran hendaknya singkat, padat serta fokus kepada inti pendapat yang akan disampaikan.
5. Penyampaian pendapat diberi waktu maksimal 3 (tiga) menit.
6. Penyampaian pendapat memperhatikan etika berbahasa dan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pasal 8. Syarat Sah Mubes
1. Mubes dinyatakan sah apabila quorum (dihadiri oleh 50% peserta yang memiliki hak suara ditambah satu suara.
2. Apabial poin (1) tidak terpenuhi, maka sidang ditunda 30 menit untuk menunggu agar terjadi quorum.
3. Jika point dua belum terpenuhi maka sidang ditunda 30 menit lagi dan jika masih belum quorum maka sidang akan dilanjutkan dan dinyatakan sah.

Pasal 9. Tata Cara Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan diupayakan memprioritaskan secara musyawarah untuk mufakat dengan dijiwai rasa kekeluargaan.
2. Apabila keputusan melalui musyawarah dan mufakat tidak berhasil, maka keputusan diambil atas dasar suara terbanyak.
3. Penghitungan suara dilakukan setelah pemungutan suara dari setiap peserta yang dilakukan secara tertutup.

Pasal 10. Persyaratan Calon Ketua Umum, Waketum, Sekum, Sekretaris dan ketua bidang Calon Ketua Umum, Waketum, Sekum, Sekretaris dan ketu bidang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pernah menjadi Pengurus IKPB / pengurus komisariat / pengurus perwakilan / anggota yang aktif
3. Menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IKPB.
4. Memiliki kepribadian yang baik, dedikasi dan loyalitas tinggi terhadap IKPB.
5. Sanggup bekerja aktif dalam organisasi.

Pasal 11. Bakal Calon Pengurus IKPB
1. Bakal calon pengurus IKPB diusulkan oleh pengurus komisariat dan perwakilan IKPB.
2. Jumlah yang diusulkan oleh pengurus Kecamatan / Perwakilan maksimal sebanyak 10 orang.
3. Bakal calon yang diajukan oleh komisariat kecamatan / perwakilan boleh dari kecamatan lain atau lintas komisariat
4. Apabila jumlah yang diajukan kurang dari 10 orang pengajuan calon tetap dianggap sah.

Pasal 12. Penyampaian Bakal Calon Pengurus
1. Formulir bakal calon pengurus IKPB disampaikan oleh pengurus komisariat / perwakilan lepada panitia Mubes IKPB
2. Calon pengurus sudah terdaftar dalam daftara nama Balon pengurus IKPB sebelum Mubes dilakukan dan disahkan dalam sidang

Pasal 13. Pemilihan Pengurus IKPB
1. Pemilihan pengurus IKPB berdasarkan pasal 18 AD / ART IKPB
2. Pemilihan pengurus IKPB dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama dan tahap kedua
3. Tahap Pertama pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan empat ketua bidang.
a. Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia
b. Suara terbanyak dinyatakan sebagai Ketua Umum, suara terbanyak kedua untuk Wakil Ketua Umum dan selanjutnya
4. Tahap Kedua pemilihan Sekretaris Umum, Sekreatris I dan sekretaris II
a. Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia
b. Suara terbanyak dinyatakan sebagai Sekretaris Umum, suara terbanyak kedua untuk Sekretaris I dan Sekretaris II

Pasal 14. Formatur
1. Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris umum, Sekretaris I dan Sekretaris II yang berjumlah 9 orang merupakan dewan pimpinan yang terpilih langsung menjadi formatur untuk melengkapi susunan Dewan Pimpinan IKPB
2. Dewan Pimpinan IKPB terpilih melengkapi susunan dan personalia dengan memilih nama yang sudah ada dalam daftar calon pemilih yang sudah disahkan
3. Susunan Dewan Pimpinan IKPB yang baru langsung diumumkan dan disahkan dengan mengucapkan “Janji Pengurus Baru”.


Pasal 15. Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO)
Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) adalah kumpulan dari individu-individu orang Pasaman Barat yang memiliki kapasitas, integritas dan bersedia untuk memajukan IKPB
MPO dipimpin oleh seorang ketua MPO dan 15 orang anggota
MPO dipilih oleh formatur
Masa kerja MPO sama dengan masa kerja pengurus

Pasal 17. Keputusan Mubes
1. Keputusan Mubes bersifat Final & Mengikat
2. Keputusan Mubes hanya bisa dianulir oleh Mubes selanjutnya atau Mubes Luar Biasa



Jakarta, 3 Juli 2010

Panitia Penyusunan Tata Tertib Musyawarah Besar IKPB
1. Ir. Entos Zainal, MPH
2. Muhammad Ridwan, S.Hut
3. iR. Dahlan Lubis, M.Kes

UNDANGAN MUBES IKPB JAYA

No : 02/IKPB/MUBES/VI/2010
Lamp : SK Mubes, Tatib Mubes & Susunan Acara
Hal : Undangan Mubes IKPB.
Kepada Yth. Bpk/Ibu Warga Perantau Pasaman Barat di Jabodetabek & lainnya

Di JakartaAssalamu’alaikum Wr. Wb.

Teriring salam dan do’a semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada Bapak / Ibu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amiin.

Sebagai tindak lanjut dari SK No. 01/Skep-Mubes/IKPB/V/2010 Tentang Kepanitiaan Musyawarah Besar (Mubes) IKPB Tahun 2010, Bersama surat ini kami panitia Mubes IKPB mengundang Bapak/Ibu/Pengurus Komisariat / Pengurus Perwakilan IKPB untuk dapat mengikuti Musyawarah Besar Keluarga Pasaman Barat yang akan diadakan pada:

Hari : Ahad (Minggu )
Tanggal & Jam : 1 Agustus 2010; Jam 08.00 – Selesai
Tempat : Gedung Guru Jakarta. Jln. Tb. Simatupang No.48 A,
Tanjung Barat Jakarta Selatan
Acara : Musyawarah Besar IKPB Jakarta Raya dan Sekitarnya


Demikianlah undangan ini kami buat, atas perhatian dan kehadiran Bapak / Ibu tepat pada waktunya kami ucapkan terima kasih.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 18 Juni 2010
5 Rajab 1431


Panitia Mubes IKPB 2010
Muhammad Ridwan, S.Hut (Sekretaris)

Dahlan Lubis, M.Mkes,MM. (Ketua)


Mengetahui

Miryul MT Miron, SE (Sekretaris IKPB)

Prof. Dr. Ir. H. Syafril Kemala (Ketua Umum IKPB)

Kamis, 08 Juli 2010

Mempertanyakan Niat Calon Bupati Pasaman Barat

Tahun 2010 rencana APBD Pasaman Barat sekitar Rp. 544.356.114.927 yang terdiri dari belanja langsung sebesar Rp. 276.793.441.886 sementara belanja tidak langsung sebesar 267.562.673.041,-. Sedangkan target PAD Kabupaten Pasaman Barat untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.28.067.830.000,- (www.padangmedia.com). Angka ini menunjukkan bahwa sumbangan PAD Pasaman Barat untuk APBD hanya sekitar 5,16 %.



Niat mulia pemekaran sebuah kabupaten adalah untuk percepatan pembangunan, kemudahan pelayanan publik dan kemandirian ekonomi wilayah. Semua tujuan ini dapat dilihat dari indikator peningkatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang bermuara pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Pertanyaannya, setelah tujuh tahun Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) dimekarkan, apakah tujuan ini sudah tercapai ? Berdasarkan data kemiskinan tahun 2008, di Pasbar jumlah masyarakat miskin sebanyak 32.102 KK. Sedangkan kategori sangat miskin sebanyak 11.420 KK (
http://beritasore.com).

Dalam hal kemandirian ekonomi, kita bisa lihat indikator perbandingan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Tahun 2010, rencana APBD Pasaman Barat sekitar Rp. 544.356.114.927 yang terdiri dari belanja langsung sebesar Rp. 276.793.441.886 sementara belanja tidak langsung sebesar 267.562.673.041,-. Sedangkan target PAD Pasbar untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.28.067.830.000,- atau 5,16 % (www.padangmedia.com).

Angka ini menunjukkan bahwa sumbangan PAD Pasbar untuk APBD hanya sekitar 5,16 %. Dengan kata lain bahwa sekitar 94,84 % kehidupan Kabupaten Pasaman Barat (gaji pegawai, pembangunan infrastuktur, komunikasi, pendidikan, kesehatan, dll) disubsidi oleh pusat & daerah-daerah surplus PAD melalui pemerintah pusat. Propinsi-propinsi yang kaya akan sumberdaya alam antara lain Propinsi Aceh, Riau, Kalimantan Timur dan Propinsi-propinsi di Papua serta DKI Jakarta yang PAD-nya tinggi melalui penghasilan pajak dan industri.

Kondisi PAD Pasbar yang hanya sekitar 5,16 % ini menunjukkan bahwa kita berhutang budi lahir dan batin pada Propinsi-Propinsi yang PAD-nya surplus. Kita (Pasbar) masih hidup menadahkan tangan dan melalui belas kasihan dari propinsi lain di Indonesia. Menurut Kompas (30/09/2009) dari sekitar 7 Propinsi dan 198 kota/Kabupaten hasil pemekaran dari tahun 1999 – 2009 sekitar 20 % termasuk dalam kategori berhasil dan mampu memberikan manfaat kepada rakyat. Selebihnya sekitar 80% justru mengalami kegagalan dan hanya menggantungkan kehidupan pada pusat.

Saat ini di Pasbar sedang riuh-rendah dengan rencana pilkada 2010 – 2015. Sudah banyak bermunculan calon bupati (cabup) dan wakil bupati (cawabup) baik dari gabungan partai maupun dari calon independen.

Menurut bisik-bisik beberapa partai, untuk menjadi cabup atau cawabup minimal memiliki tiga syarat. Ketiga syarat tersebut, pertama memiliki kapasitas. Kapasitas berarti memiliki kemampuan untuk memimpin yang didasarkan atas track record selama ini termasuk kejujuran dan prestasi. Kedua, loyalitas. Loyalitas berarti memiliki kesetiaan kepada partai pengusung dan bersedia untuk mengalokasikan semaksimal mungkin waktunya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketiga, Isi Tas. Nah …. Syarat inilah yang bikin repot dan mempengaruhi motivasi cabup. Dengan persyaratan mengeluarkan materi yang tinggi apalagi jika melakukan money politic maka pilkada resmi menjadi ajang transaksi bisnis. Tentu syarat ini tidak terpublikasi dengan gamblang tetapi semua orang bisa merasakannya. Bagi partai pengusung keharusan menyetor nilai materi ini dibungkus dengan bahasa biaya publikasi, komunikasi, administrasi, akomodasi dan sosialisasi.

Selama metode mencari pemimpin masih didominiasi oleh potensi ekonomi calon, maka pasca terpilih menjadi bupati yang pertama dilakukan adalah usaha untuk mengembalikan investasi. Dalam kacamata ekonomi, setiap investasi yang dikeluarkan berpotensi melipatgandakan penghasilan.

Persoalannya, menjadi pemimpin rakyat (bupati atau wabup) bukanlah sebuah bisnis. Jika persepsi seperti ini masih berkembang, ini pertanda terjadinya dekadensi moral.

Para inisiator pemekaran Kabupaten Pasaman Barat tentu bersedih melihat perkembangan orientasi dan motivasi cabup / cawabup Pasbar saat ini. Mereka sudah melakukan semua ikhtiar, do’a, air mata dan pemikiran sehingga melahirkan sebuah kabupaten Pasbar. Namun, sampai saat ini keberadaan PAD Pasbar masih sekitar 5,16 % dari APBD. Jika, kabupaten lain melihat perbandingan PAD dengan APBD ini, mereka akan ketawa dan mungkin bertanya, ”kalau potensi PAD kurang dari 10 % sebenarnya apa tujuan pemekaran” ? Apa yang akan dilakukan cabup & cawabup untuk meningkatkan PAD ?
Pertanyaannya, angka kemiskinan yang cukup tinggi di Pasbar, berapa persen angka tersebut dalam diturunkan calon? Dalam hal peningkatan PAD Pasbar sehingga tidak terus hidup dari belas kasihan daerah lain, berapa persen dapat ditingkatkan dalam rencana calon ? Betapa berhutang budinya kita pada Propinsi Aceh, Riau, Kalimantan Timur, Papua dan Jakarta. Kapan Pasbar bisa hidup mandiri ? Mari kita tanya pada cabub dan cawabup kabupaten Pasaman Barat. Setiap cabup dan cawabup perlu introspeksi niat dalam pilkada 2010 – 2015 ini.
*) Muhammad Ridwan, S.Hut
- Forestry Specialist of CER - Indonesia
(Carbon & Environtmental Research Indonesia)- Pengurus IKPB & Pemimpin Redaksi Buletin IKPB

IKRAR & JANJI PERANTAU PASBAR DI JABODETABEK

Bahwa terbentuk dan berdirinya Kabupaten Pasaman Barat pada tanggal 20 November 2003 melalui diundangkannya Undang – Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2003 adalah merupakan Rahmat dan Hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa. Maka, kami warga Pasaman Barat baik yang berada di ranah maupun di rantau dengan ini berikrar dan berjanji :



1. Masyarakat Makmur, Sejahtera, Sentosa dan Aman adalah Visi Kami. Ekonomi Kerakyatan yang Berkeadilan yang tumbuh dan berkembang adalah Misi Kami. Program Kami : Kembalikan kebun kami, kembalikan lahan kami, kembalikan koperasi kami, kembalikan adat kami dan kembalikan Islam kami.
2. Mewujudkan pemerintahan di Kabupaten Pasaman Barat adalah Pemerintahan good government dengan perilaku jujur, bersih dan demokratis.
3. Mencegah dan memberantas korupsi bagi semua lapisan masyarakat. Aparat pemerintah Kabupaten Pasaman Barat disyaratkan dengan syarat anti dan tidak korupsi
4. Aparat Kabupaten Pasaman Barat direkrut atas dasar profesionalisme dan bukan atas dasar hubungan keluarga, daerah, suku dan hubungan sejenis lainnya.
5. Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat dikelola secara terbuka dan menempatkan peran masyarakat sebagai lembaga kontrol (partai politik, pers, LSM, dll)
6. Menjadikan masyarakat Pasaman Barat berjati diri : SANTUN, JUJUR dan HEMAT.



Bogor, 20 November 2003



· Komite Pemekaran Kabupaten Pasaman di Pasaman (Ir. Chudri Nawawi – Ketua)
· Komite Pemekaran Kabupaten Pasaman di Jakarta (Dr. Ir. Syafril Kemala, APU – Ketua)
· Komite Pemekaran Kabupaten Pasaman di Jakarta (Is Aizar – Sekretaris)
· Penasehat IKP – Jaya (Drs. H. Nazri Adlani, Mayjen Purn)

Ketua IKP – Jaya (Ny. H. Farida T. Abeng)

SURAT UNTUK GUBERNUR SUMATERA BARAT



Jakarta, November 2003
No : 09 / KPKP / XI / 2003
Perihal : Ucapan Terima Kasih
Kepada Yth.
Bapak Gubernur/Kepala Daerah
Propinsi Sumatera Barat
Di Padang



Dengan Hormat,

Kami warga dan cucu kemenakan Pasaman yang di ranah dan di rantau yang tergabung dalam wadah KOMITE PEMEKARAN PASAMAN (Pasaman, Padang, Jakarta dan di tempat lain) selama perjuangan dan proses Pemekaran Kabupaten Pasaman dan yang insyaAllah telah disahkan dan diundangkannya Undang – Undang Pemekaran Kabupaten Pasaman Barat pada tanggal 20 November 2003.

Dalam kurun proses tersebut banyak sekali riak-riak sosial politik baik di Pasaman, Padang mupun di Jakarta yang sudah barang tentu mengganggu ketenangan di daerah yang Bapak Pimpin.

Dengan demikian, diundangkannya Undang – Undang Pemekaran Kabupaten Pasaman tersebut tidak terlepas dari dukungan Bapak yang sangat arif dan bijaksana menangkap aspirasi masyarakat Pasaman serta pandangan ke depan Bapak dalam membangun dan mensejahterakan masyarakat Pasaman khususnya dan Provinsi Sumatera Barat pada umumnya.

Sejalan dengan itu perkenankanlah kami menyampaikan hal-hal sebagai berikut :
a. Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala kebijakan dan langkah Bapak memfasilitasi pemekaran Kabupaten Pasaman menjadi Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat.
b. Mengucapkan maaf sebesar-besarnya bila ada tindakan dan sikap kami yang tidak berkenan dalam menyampaikan aspirasi masyarakat Pasaman untuk pemekaran Kabupaten Pasaman.
c. Memohon kehadapan Bapak menempatkan putra – putri terbaik Kabupaten Pasaman yang bebas dari KKN (korupsi. Kolusi dan nepotisme) untuk menjadi pimpinan sementara (Pjs) Kabupaten Pasaman Barat yang baru lahir, sehingga pejabat baru ini dapat memelihara / menumbuh suburkan bibit yang telah Bapak semai dan Bapak tanam. Dalam kaitan ini, dengan kesucian dan sebatas pandangan serta wacana kami, disampaikan beberapa nama sebagai berikut :



1. Drs. Chandra Utama, MBA (Kepala Dinas PU Kota Bekasi)
2. Drs. Helmi Irawadi (Staf pemda Kabupaten Pasaman)
3. Dr. Ir. Syafril Kemala, APU (Peneliti pada Badan Litbang Dep. Pertanian)
4. Prof. Dr. Syahbudin, MS (Dosen Unand)
5. Drs. Syamsurizal (Sekwilda Pemda Kabupaten Sijunjuang)
6. Drs. Zamri (Ketua Bappeda Kabupaten Pasaman)
7. Drs. Zulhelmi (Staf Pemda Kabupaten Pasaman)



Demikian permohonan dan harapan ini kami sampaikan, kiranya Bapak berkenan menjadikannya bahan pertimbangan. Atas segala kebijakan dan bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.



Hormat Kami :
· Komite Pemekaran Kabupaten Pasaman di Pasaman (Ir. Chudri Nawawi – Ketua)
· Komite Pemekaran Kabupaten Pasaman di Jakarta (Dr. Ir. Syafril Kemala, APU – Ketua)
· Penasehat IKP – Jaya (Drs. H. Nazri Adlani, Mayjen Purn)
· Ketua IKP – Jaya (Ny. H. Farida T. Abeng)

IDE KREATIF BUDIDAYA LELE

Berawal dari kegundahan melihat tidak adanya supplier ikan yang dapat memasok secara kontinu ke rumah makan. Pemilik rumah makan sering kesulitan mendapatkan jumlah, kualitas dan ukuran ikan yang seragam dengan kualitas terbaik. Dari kondisi inilah muncul keinginan dari Jejenk, Afdal dan beberapa rekan sejawat mereka untuk mengembangkan budidaya ikan tawar di Pasaman Barat.

Setelah menemui berbagai hambatan akhirnya usaha budidaya ikan lele dapat berkembang dengan baik. Bahkan saat ini Jejenk dkk sudah memiliki kelompok binaan yang mereka beri nama Tirta Mina Saiyo. Jumlah anggota 65 orang. Kelebihan model budidaya lele yang dikembangkan Jejenk dibanding yang dilakukan masyarakat berupa kolam plastik dan kolam jaring. Dengan kedua model ini pengelola mudah dalam kontrol dan proses panen.

Dari sisi ekonomi model yang dikembangkan Jejenk dkk sangat menjanjikan. Jika peningkatan income kegiatan nila dan tonsen BCR-nya sebesar 1,1 – 1,15 maka kegiatan lele yang dikembang Jejenk dkk memiliki BCR sebesar 1,54 dengan putaran 3 bulan dan jumlah panen 4 kali pertahun. Saat ini sudah ada kelompok inti sebanyak 10 KK dan plasma 30 KK untuk bididaya lele. Produksi kelompok inti sekarang sebesar 1,5 ton/bulan dan plasma dua ton dengan sistem rotasi panen perminggu. Diperkirakan dengan bantuan pemda dan Semen Padang, pada pertengahan 2010 produksi lele binaan Jejenk dkk sekitar 20 ton perbulan.

Rencana pengembangan plasma sampai pada angka 200 KK dengan bantuan Pemda sebesar 100 KK atau 300 juta dan CSR dari PT. Semen Padang sekitar 500 juta (100 KK) untuk kegiatan 2010.

Pasar sekarang bersifat lokal seperti pecel lele, rumah makan dan pasar tradisional. Jumlah pecel lele di Pasbar saat ini ada 6 lokasi yang tersebar di Simpang Empat dan Kinali. Pengembangan pasar lele saat ini sangat terbuka lebar. Permintaan lele asap (smoke fish) datang dari Bukit Tinggi, Darmasraya, Sijunjuang. Potensi pengembangan lele asap kedepan hádala memenuhi permintaan dari Riau (permintaan 6 ton perbulan) dan belum bisa dipenuhi.

Selain bisnis kegiatan ini juga berdimensi sosial. Aspek sosial kegiatan ini berupa transfer ilmu budidaya, manajemen usaha dan organisasi. Respon masyarakat sangat tinggi bahkan banyak yang meminta agar kawasan desa Bandarjo dan Desa Rimbo Binuang Nagari Lingkuang Aua kedepan menjadi sentra lele di Pasbar dan Sumbar.

Saat ini yang menjadi ketua Kelompok Tirta Mina Saiyo (Tani Ikan Air Tawar Saiyo) adalah Bapak Erman. Kelompok ini dibina oleh alumni IPB yang ada di Pasbar antara lain Jejenk (Rida Warsa, STP); Refqi Jufri, Amd; Zuhal Jufri, Amd; Afdal, SP; Ade Putra, SPt dan lain-lain.

Kegiatan pembinaan IPB sejak Oktober 2008 berupa manajemen dan AD/ART kelompok. Secara fisik kegiatan lele mulai januari 2009 dan saat ini sudah berkembang pesat. Bahkan masyarakat secara swadaya sudah mulai meniru metode budidaya yang dikembangkan Jejenk dan kawan-kawan. Sama seperti program yang lain, kegiatan budidaya lele ini juga memiliki kendala. Kendala yang dihadapi saat ini akses permodalan untuk pasca panen, teknologi pasca panen dan pemasaran.

Jejenk & Ridwan

Rakyat Pasaman Barat & Resep Roosevelt

FRANKLIN Delano Roosevelt yang memimpin Amerika Serikat (AS) pada tahun 1933 boleh dibilang presiden yang paling nekat. Karena ketika itu, Negeri Pamansam mengalami apa yang disebut The Great Depression. Perekokomian hancur, perbankan runtuh, bisnis stagnan, rakyat panik, legislatif lumpuh, inflasi tinggi, pengangguran melambung dan ketidakpastian meluas.
Prof. Dr. Ir. H. Syafril Kemala*Akan tetapi, Roosevelt tak takut menghadapi kondisi yang begitu memilukan. Bahkan, sebelum dilantik dia dengan penuh kepercayaan diri dan keyakinan menyatakan, AS akan keluar dari krisis ekonomi dengan gemilang, dengan program konkret yang dinamainya The New Deal. Program itu adalah :

Pertama, membangun kepercayaan diri rakyat AS. Menurut Roosevelt, kekuatan terbesar yang dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi AS terletak pada rakyat AS sendiri dan jangan berharap pada negara lain.

Kedua, penghematan secara besar-besaran. Tidak ada pengadaan mobil baru bagi pejabat negara. Setiap anggota kabinet diwajibkan menggunakan mobil bekas. Pengurangan lampu-lampu jalan dan lain sebagainya.

Ketiga, membangun kemandirian pangan dengan cara menaikkan harga produk pertanian, serta memberi perlindungan terhadap produksi dan meningkatkan produksi. Keempat, Meningkatkan kredit pemilikan ruimah dan insentif bagi investasi swasta pada air minum dan listrik.

Kelima, membangun infrastruktur baik darat, laut, maupun udara secara besar-besaran, sehingga tercipta kesempatan kerja sekaligus mengurangi pengangguran, sektor ini adalah lokomotif ekonomi.

Keenam, penegakan hukum yang tegas, sebab dalam setiap krisis selalu disertai ketidaktertiban.
Ketujuh, meningkatkan permintaan dengan cara menaikkan gaji pegawai dan memberi harga yang baik bagi produk pertanian. Kedelapan, menciptakan rasa aman dan terlindungi bagi setiap warga AS dengan membasmi premanisme.

Program-program ini sungguh sangat rasional dan mudah diikuti rakyat AS. Hasilnya benar-benar gemilang. Tiga tahun berikutnya, AS yang semula negara pengimpor jagung terbesar dari Meksiko dan gandum dari Kanada, menjadi salah satu negara surplus pangan terbesar.

Bahkan, masyarakatpun tak mempersoalkan kenaikan harga pangan, sebab mereka telah memiliki penghasilan. Pendapatan itu diperoleh dari aktivitas ekonomi di sektor riil, terutama pembangunan properti dan infratruktur. Pengangguran pun terus berkurang.

Prestasi gemilang itu membuat Roosevelt menjadi satu-satunya Presiden AS yang menjabat selama 12 tahun. Sejarah bangsa AS juga mencatat, dia dipilih dalam tiga kali pemilihan untuk menduduki jabatan yang sangat terhormat tersebut. Sebuah bukti rakyat setempat menghargai prestasi yang telah dilakukan Roosevelt untuk mereka.

Analogi krisis AS pada tahun 1930-an itu tidak berbeda jauh dengan keadaan Pasaman Barat pada saat ini. Lihat saja pengangguran yang cukup tinggi 30 – 40 %, pertumbuhan ekonomi yang rendah, kelembagaan sosial dan ekonomi tidak berfungsi, infratsruktur yang sangat kurang. Masih banyak desa-desa yang tidak dilalui kendaraan roda empat serta penerangan listrik, premanisme yang berperan dalam bidang politik dan ekonomi.


Guru Besar di bidang Sosial – Ekonomi, Pertanian
Ketua Umum IKPB 2004 - 2010

Jumat, 22 Januari 2010

IKAS JAYA MEMBANGUN LEWAT BUDAYA

Oleh : Muhammad Ridwan

Dahulu, setiap percakapan orang Minang selalu diuntai dengan kato nan elok didanga dan diucapkan dengan raso jo pareso supayo indak tumbuah seso. Orang luar Minang jika mendengar orang Minang bicara, senantiasa tertegun dan memberikan apresiasi yang begitu tinggi.


Jika kita mendengar berita tentang pertandingan sepak bola, bola volley, panjat pinang, dan pacu karung mungkin sudah biasa. Lawan bicara akan cuek dan acuh tak acuh. Hal ini lumrah karena setiap tahun, setiap lembaga, desa, kecamatan atau kabupaten mengadakannya.
Namun agak asing terdengar di telinga jika kita mendengar perlombaaan Berbalas Pantun. Orang akan bertanya, siapa yang masih bisa, bagaimana penilaiannya, seperti apa pakaiannya, tema apa yang akan diangkat ? Dan tentu masih banyak pertanyaan bernada bingung sekaligus sinis, apa mungkin ?
Inilah yang membuat Ikas Jaya (Ikatan Keluarga Aur Kuniang Sakato – Jakarta Raya), mengadakan acara Lomba Berbalas Pantun. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan acara Pulang Basamo Warga Ikas Jaya pada Idul Fitri 1430 H / 2009 M.
Pemberian hadiah lomba Barbalas Pantun dari Panitia Ikas Jaya (Fitni Wilis dan Hafiz)Bagi masyarakat di luar Minang, bahasa orang Minang teramat indah, mengerti dengan perasaan lawan bicara serta tepat waktu dan tepat sasaran jika bicara. Inilah kehalusan budi orang Minang dahulu.
Bagaimana dengan sekarang ? Banyak masyarakat luar Minang di Jakarta sekarang menyebut orang Minang dengan sebutan Padang Pancilok atau Padang Bengkok. Tentu saja ini bertolak belakang dengan beberapa dekade sebelumnya yang mengindentikkan orang Minang dengan orang yang alim, berbudi luhur serta jujur dalam perkataan dan perbuatan.
Hal yang sungguh memprihatinkan, banyak rang mudo Minang, khususnya Pasaman Barat yang sudah tidak paham dengan kato pusako Minang Kabau. Hal ini tentu tidak bisa dipersalahkan pada anak muda karena salah satu ciri budaya Minang dikembangkan dengan budaya lisan sehingga setiap pergantian generasi selalu ada kehilangan sebagian pusako lamo. Kato jo Pusako kurang tersampaikan dengan utuh pada generasi berikutnya.

Siapa yang salah ? Bukan saatnya lagi kita mencari siapa yang salah. Sudah saatnya kita mencari upaya bagaimana semua ini diperbaiki oleh semua pihak dengan kemampuan masing-masing. Meminjam istilah orang-orang bijak, ”Jangan Tanya apa yang diberikan Pasaman Barat padamu tapi Tanyalah apa yang bisa kamu berikan untuk Pasaman Barat.
Acara Lomba Berbalas Pantun yang digagas oleh Ikas Jaya ini sungguh menarik. Dari 16 Datuak yang ada di Nagari Aua Kuniang, sembilan Datuak mengutus cucu kemenakannya untuk unjuk kebolehan dalam Lomba Berbalas Pantun ini.
Cucu kemenakan Datuak Rajo Bingkalang berhasil keluar sebagai pemenang pertama. Pemenang kedua diraih oleh cucu kemenakan Sutan Majo Lelo dan juara ketiga dimenangkan oleh cucu kemenakan Datuak Bandaro Basa.

Penonton dari niniak mamak 16 datuak yang ada di Nagari Aua Kuniang bukan hanya kaget terhadap kemampuan cucu kemenakan mereka dalam berbalas pantun. Tetapi ada gelora emosi yang ikut serta dari setiap penonton, ada saatnya mereka tertawa, tepuk tangan, terperanjat bahkan tidak sedikit yang menitikkan air mata. Lihatlah beberapa bait pantun berikut dari Datuak Rajo Bingkalang :

Gadang-gadang kayu di rimbo
Sikaduduak di batang nango
Kadang-kadang hati nak batanyo
Baa kok baru kini dunsanak pulang basamo

Lai den timbo sibanda Padang
Luluak juo nan tatimbo
Bukannyo kami ndak namuah pulang
Iduik di rantau masih sansaro

Atau lihatlah bait pantun dari Datuak Bandaro Basa :
Kampuang Kubu Sukomananti
Sinan tumbuahnyo kunik tamu
Jikok baitu kasanang hati
Insyaallah tiok lebaran kito batamu

Tangguaklah udang dengan bada
Dapek lingkitang dilungguakkan
Kok baniaik sarato do’a
Allah tantu mangabuakan

Semua tertegun, semua terpana, semua kaget dan semua penuh harapan. Bahkan dalam sesi penutupan, Yang Dipertuan Daulaik Parik Batu mengucapkan, “Sungguh acara ini penuh makna dan bermanfaat. Kita tidak menduga, ternyata cucu kemenakan kita masih bisa melestarikan budaya asli Minang Kabau. Kita berharap tahun berikutnya acara seperti ini bisa lebih besar lagi dan jika perlu mengadakan Lomba Berbalas Pantun untuk Niniak Mamak”.
Acara dikemas dengan apik, menarik dan tentu ide autentik anak nagari. Untuk menghindarkan dugaan manipulatif, Ikas Jaya mencari Juri Profesional sesuai bidang dan kemampuan. Untuk Juri Sikap & Penampilan dipercayakan langsung pada Yang Dipertuan Daulaik Parik Batu. Juri Busana dan Intonasi dipercayakan pada Ibu Rosni Latif. Dan Juri Substansi Materi dimintkan pada perwakilan Ikas Jaya Ibu Fitni Wilis.
Ikas Jaya sebagai lembaga sosial warga Aua Kuniang di Jabodetabek tentu belum bisa memberikan materi dalam membangun kampung halaman. Tetapi apa yang bisa disumbangkan akan diberikan oleh warganya untuk nagari khususnya Nagari Aua Kuniang, umumnya Kabupaten Pasaman Barat. Saat ini, warga Ikas Jaya turut membangun nagari dan Pasaman Barat lewat budaya. Semoga bermanfaat.


* Dimuat dalam Buletin IKPB edisi 5, Jjanuari 2010

Silaturrahmi Antara Urang Kampuang, Perantau dan Pemerintah*

Halaman depan kantor Wali Nagari Aua Kuniang hari Jum’at malam tanggal 25 September 2009 penuh sesak oleh warga. Membludaknya warga pada malam itu bukan karena ada acara pernikahan, bukan pula acara kendurian, tetapi ada sebuah acara istimewa bagi warga Aua Kuniang.

Sudah puluhan tahun berlalu belum pernah ada acara seperti ini diadakan di Kantor Wali Nagari. Inilah acara silaturrahmi antara Urang Kampuang, Perantau Aua Kuniang di Jabodetabek dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Pasaman Barat.

Dari Nagari Aua Kuniang dihadiri lengkap oleh semua jajarannya, mulai dari Wali Nagari (Mansurdin), Ketua Bamus (Rosni Latif), Ketua KAN (Yulhendri Datuak Putiah) dan semua jajaran pengurus Wali Nagari. Dari Niniak Mamak, hadir perwakilan dari 16 datuak. Dari Ikas Jaya hadir ketua (H. Asril Bakri), Sekretaris (Muhammad Ridwan), wakil ketua, ketua bidang, bendahara dan anggota Ikas Jaya. Sedangkan dari Pemda Pasaman Barat hadir Wakil Bupati (Risnawanto, SE) dan jajarannya.

Malam keakraban antara warga, niniak mamak, perantau dan pemerintah daerah terasa begitu indah. Semua membaur tanpa ada embel-embel jabatan, aturan birokrasi dan kegaduhan protokoler. Wakil Bupati tidak merasa canggung untuk duduk dan bernyanyi bersama dengan warga. Sungguh terasa keakraban antara rakyat dengan penguasa, urang kampuang dengan perantau, dan cucu kamanakan dengan niniak mamak. Entah kapan lagi acara seperti itu akan terulang.

Wakil Bupati menyambut gembira rangkaian acara yang diadakan oleh Ikas Jaya dengan warga Aua Kuniang. Menurut Wakil Bupati, ”Kegiatan yang diadakan oleh Ikas Jaya sangatlah penting bagi kebersamaan warga perantau dengan dunsanak di kampuang”.

Menanggapi kegiatan lomba MTQ tingkat lansia, MTQ tingkat anak-anak, badminton dan Berbalas Pantun diberi apresiasi positif oleh Wakil Bupati. ”Andai Ikas Jaya melakukan komunikasi sebelum menggelar acara, tentu Pemda Pasaman Barat akan membantu suksesnya acara yang sangat positif buat kemajuan dan identititas warga Minang ini. Lomba Berbalas Pantun antar datuak adalah sesuatu yang langka dan ide brilian dari Ikas Jaya dalam rangka mempertahankan khasanah budaya Minang. Ide-ide kreatif seperti ini akan disupport oleh Pemda”, demikian kata Wakil Bupati.

Pada malam tersebut, Ikas Jaya memanfaatkannya sekaligus untuk membagikan hadiah bagi pemenang lomba. Lagi-lagi, Wakil Bupati memberikan respon positif tentang hal ini. Wakil Bupati menyatakan, ”Jika Ikas Jaya memberitahu kegiatan sebelumnya, Pemda akan berpartisipasi memberikan hadiah. Bukan hanya piala yang akan diberikan, bahkan jika perlu kambing atau sapi-pun akan disumbangkan oleh Pemda untuk acara spesial seperti ini”.

Sebelum menyudahi sambutannya, Wakil Bupati memberikan santunan uang tunai kepada pengurus Ikas Jaya sebanyak dua juta rupiah. Pemberian bantuan ini sebagai bentuk apresiasi dan respon positif Wakil Bupati terhdap acara yang dinilai masyarakat sebagai kegiatan yang unik, menghibur, positif dan penuh makna. Sumbangan Wakil Bupati ini disumbangkan lagi oleh Ikas Jaya kepada Wali Nagari Aua Kuniang.

* Dimuat dalam Buletin IKPB edisi 5, Januari 2010

LOMBA BULU TANGKIS*

Perlombaan yang diadakan dalam rangka Pulang Basamo Ikas Jaya ini antara lain MTQ anak-anak dan lansia, Lomba Berbalas Pantun dan Lomba Badminton. Ketiga lomba ini mewakili bidang agama, budaya dan olahraga (kesehatan). Bahwa untuk mencapai kondisi bangsa yang berkualitas dibutuhkan manusia yang mengamalkan agama, berbudaya luhur dan harus sehat jasmaninya. Untuk itulah Ikas Jaya mengadakan perlombaan pada ketiga bidang yang berbeda.

Kegiatan perlombaan badminton diadakan di lapangan olahraga Sukomananti. Pertandingan ini dilakukan pada tanggal 22 – 24 September 2009 dengan jumlah peserta 12 pasang ganda putra. Waktu pertandingan dilaksanakan pada pukul 16.00 – 22.00.

Peserta yang sudah saling kenal menambah suasana akrab. Suasana pertandingan lebih terasa seperti ajang pertemanan dan temu kangen dibanding suasana perseteruan memperebutkan mahkota juara. Meskipun demikian, semua aturan pertandingan badminton dilaksanakan dengan penuh jiwa besar dari peserta.


Nuansa sportivitas dalam pertandingan terasa begitu kental. Apalagi pertandingan selalu disaksikan oleh Mayor Indraferi sebagai ketua panitia bidang olahraga pulang basamo Ikas Jaya.


* Dimuat dalam Buletin IKPB edisi 5, Januari 2010

LOMBA MTQ ANAK – ANAK

Pagi itu, pukul 09.00 WIB tanggal 24 September 2009 Mesjid Raya Padang Tujuah tiba-tiba rame dikunjungi anak-anak berumur 6 – 12 tahun. Tentu mereka bukan berangkat menuju sekolah, karena hari itu adalah hari libur nasional, libur Idul Fitri 1430 H. Lalu kenapa tiba-tiba Mesjid Raya Padang Tujuah begitu rame dikunjungi?

Inilah salah satu rangkaian acara Pulang Basamo Ikas Jaya. Ikas Jaya mengadakan berbagai lomba antara lain Lomba MTQ Anak-anak, MTQ tingkat lansia, Lomba Badminton dan Lomba Berbalas Pantun.

Acara ini memiliki motivasi untuk berpartisipasi dalam rangka menyiapkan kader-kader masa depan Aua Kuniang yang cerdas, berbudaya dan berakhlak mulia. Lokasi kegiatan diadakan di Mesjid Raya, Padang Tujuah.

Dewan juri lomba ini antara lain, Ibu Emma dari Ikas Jaya untuk juri bidang tajwid, juri irama ibu Ilma dan Bapak Sarimin untuk juri adab. Jumlah peserta lomba ini sebanyak 25 orang dari enam Jorong di Nagari Aua Kuniang.

PULANG BASAMO PENUH SENSASI

Penuh canda, tawa, heboh dan lucu. Itulah suasana yang terjadi ketika Ikas Jaya mengadakan lomba MTQ tingkat lansia (lanjut usia). Memang agak unik, jika selama ini lomba MTQ diadakan untuk tingkat anak-anak, remaja dan dewasa, justeru Ikas Jaya mengadakan MTQ tingkat lansia.

Suasana peserta mempersiapkan diri sebelum dipanggil panitiaKenapa harus tingkat lansia? Alasannya sederhana, kapan lagi para orangtua kita bisa mengekspresikan kemampuannya di depan umum, naik panggung, tersenyum ceria dan berkumpul dalam suasana yang mendebarkan dan harap-harap cemas. Bayangkan, jika ada orangtua kita yang giginya lebih banyak yang lepas dari yang tersisa naik panggung, pegang piala dan sambil senyum. Mmhh... tentu suasananya haru dan lucu.
Acara ini direspon positif oleh orangtua pada semua jorong di Nagari Aua Kuniang. Jumlah peserta lomba MTQ tingkat lansia ini sebanyak 21 orang dari 6 jorong. Semua jorong di Nagari Aua Kuniang mengirimkan utusannya yaitu Jorong Sukomananti, Padang Tujuah, Pinaga, Lubuak Landua, Lembah Binuang dan Jorong Bukik Nilam. Acara diadakan di Mesjid Baitussalam, Sukomananti tanggal 24 September 2009.


Persyaratan lomba antara lain, usia diatas lima puluh tahun, mewakili jorong di Aua Kuniang, berpakaian rapi, dan satu jorong maksimal empat peserta. Sebenarnya setiap jorong megirimkan wakilnya 4 orang tetapi panitia konsisten dengan persyaratan yang telah disepakati. Sebelum acara dimulai panitia melakukan check usia peserta. Ternyata ada yang berumur kurang dari 50 tahun sehingga didiskualifikasi. Inilah sikap konsisten terhadap sebuah peraturan yang ditunjukkan oleh panitia.


Foto bersama antara peserta setelah acara dengan ketua panitiaMeskipun acara ini bersifat santai, untuk urusan penilaian Ikas Jaya tetap profesional. Untuk juri irama diminta kesediaan Ibu Upik yang merupakan juri profesional tingkat Kabupaten. Juri Adab adalah Bapak Bustamam Ismail dari Ikas Jaya. Dan juri tajwid dipercayakan pada Bapak Andesta, ustadz muda tingkat kabupaten.


Dan yang pasti, Acara Pulang Basamo Ikas Jaya tahun 2009 penuh makna dan sensasi. Melakukan lomba MTQ tingkat lansia adalah salah satu sensasianya, semoga acara ini bernilai Ibadan bagi semua, amiin.


* Diterbitkan dalam Buletin IKPB edisi 5, Januari 2010

PASBAR BUTUH PEMIMPIN VISIONER SEPERTI HATTA

Oleh : Prof. Dr. Ir. Syafril Kemala


Bung Hatta Bapak Koperasi Indonesia bercita-cita menjadikan Pasaman Barat melalui Tongar (Simpang Empat) sebagai kawasan koperasi modern sekaligus mengaktualisasikan ekonomi kerakyatan dengan usaha bersama berdasar azas kekeluargaan untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera.

Sekitar tahun 1957 kebijakan politik pemerintah dengan dekolonisasi mengembalikan putra-putri Indonesia yang hijrah sebelum kemerdekaan sebagai kalonisasi pemerintah kolonial Belanda. Salah satu bentuk kolonisasi warga asal Indonesia (Jawa) dijadikan tenaga kerja pada perkebunan dan pertambangan di Amerika Latin (Suriname).

Desa Tongar di Kabupaten Pasaman Barat + 7 km ke arah utara Simpang Empat dengan luas + 30.000 ha, topografi agak rata, ketinggian + 200 m dpl dengan curah hujan 2.000 – 3.000 mm/tahun adalah daerah pertanian. Warga Indonesia asal Suriname rata-rata berpendidikan setingkat SLTP / SLTA dan perguruan tinggi, terdistribusi dalam kelompok anak-anak, dewasa dan orangtua 70 % tergolong angkatan kerja produktif. Di daerah asalnya bekerja sebagai pekerja industri pertanian, pertambangan dan pegawai perkantoran. Mereka telah mengalami akulturasi budaya Barat lebih 100 tahun, dengan karakter etos kerja tinggi, efisien, dinamis dan rasional. Tiap KK yang ditempatkan di desa Tongar diberi hak milik tanah 2 – 4 ha, dilengkapi dengan prasarana komunikasi dan transportasi.

Di desa Tongar dibangun industri kayu, perkebunan, peternakan dan persawahan dalam suatu kelembagaan koperasi. Badan usaha koperasi dikembangkan menurut kebutuhannya, seperti koperasi produksi, simpan pinjam, pasar dan lainnya. Semua transaksi masyarakat sehari-hari melalui koperasi, demikian pula produksi dikelola dan dipasarkan melalui koperasi. Desa Tongar waktu itu mengagumkan, ekonomi tumbuh dengan baik, masyarakat mandiri, industri pertanian (pangan, gula, kayu) berkembang dengan baik. Sayang sekali Sumatera Barat mendapat bencana meletusnya peristiwa PRRI / Permesta yang memporakporandakan program mulia tersebut. Sekarang hanya tinggal puing-puing untuk dikenang.

Lima puluh tahun kemudian, di Pasaman Barat terjadi gerakan ekonomi yang digerakkan oleh komoditas kelapa sawit, salah satu komoditas non migas yang sangat handal. Berawal dari Ophir, PTP VI merehabilitasi perkebunan Ophir dengan luas + 6000 ha dalam bentuk inti dan plasma. Kemudian investasi swasta masuk. Saat ini perkebunan kelapa sawit di Pasaman Barat mencapai + 143.884 ha yang terdiri dari kebun inti 58.850 ha, plasma 25.544 ha dan kebun rakyat 59.490 ha.

Sejarah perkembangan kelapa sawit di Pasaman Barat tidak terlepas dari asal lahan. Perlu diketahui bahwa lahan yang dijadikan kebun inti dan plasma terdiri atas tanah ulayat adat. Sesuai dengan struktur dan fungsi adat maka wilayah adat melekat pada geografi kependudukan, yang terdiri dari Jorong, Nagari, Kecamatan dan Kabupaten. Sejalan dengan program pemerintah dalam pembangunan ekonomi sektor pertanian (perkebunan) dengan pola inti – plasma, maka organisasi inti (PT) didampingi oleh plasma dalam wadah Koperasi Unit Desa (KUD). Identik dengan itu daerah / wilayah kerja KUD setara dengan wilayah kejorongan / nagari.

Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk memberi kemudahan terhadap pengembangan KUD (kredit, teknologi, pemasaran) maka pendapatan yang diterima petani betul-betul sudah terjamin. Dalam pembangunan kebun oleh inti telah dipersyaratkan oleh pemerintah ratio areal inti dan plamsa 1 : 1, yaitu 1.000 ha inti dan 1.000 ha plasma. Pada saat ini di Kabupaten Pasaman Barat ada + 20 KUD, dengan luas kebun plasma rata-rata 1.500 ha pada 20 kejorongan.

Aset KUD dengan 1.500 ha kebun, bila nilai kebun sawit Rp 90.000.000/ha, berarti 1 unit KUD punya aset 180 Milyar. Dari konstribusi kebun per 2 ha/KK adalah Rp 4.000.000 perbulan di unit desa (jorong). Beredar uang 1000 x 4.000.000 setara dengan 4 Milyar. Efek ganda dari uang yang beredar Rp 4 M/bulan apa bukan sesuatu aktivitas ekonomi yang membanggakan ? Dengan adanya nilai pasar 4 M perbulan semua aktivitas ekonomi di pedesaan / jorong tersebut akan berjalan. Industri rumah tangga (anyaman, makanan), bengkel, mini swalayan, industri perikanan dan pertukangan akan hidup.

Notabene dengan sendirinya lapangan kerja terbuka dan dalam waktu 3 tahun tidak ada pengangguran. Dan dalam 5 tahun semua prasarana yang dibutuhkan sebagai desa maju yaitu sekolah (SD, SMP dan SMU), puskesmas / posyandu, lapangan olahraga, TPA akan tersedia pada tiap jorong / nagari.

Semuanya akan terjadi bila pemimpin (Bupati, Camat, Wali Nagari, Jorong), berjuang untuk rakyat dan memihak pada rakyat. Koruptor desa yang menyatu dengan preman dan lintah darat menjadi musuh bersama. Selamat, carilah pemimpin anda yang dapat menjadikan Pasaman Barat menjadi kawasan koperasi modern.


· Guru Besar di bidang Sosial – Ekonomi, Pertanian

* Ketua Umum IKPB 2004 - 2009

Dimuat dalam Buletin IKPB edisi 5, Januari 2010

EMPATI KAMI PADA ANAK BANGSA MINANGKABAU

Oleh : Prof. Dr. Ir. Syafril Kemala


Gempa bumi berkekuatan 7,6 SR yang terjadi pada 30 September 2009, meluluhlantakkan bumi MinangKabau, terutama daerah-daerah dekat dengan pusat gempa yaitu: Kota Padang dan Pariaman serta Kabupaten Padang, Pariaman dan Agam. Anak-anak bangsa ini dari Sabang sampai Merauke menyampaikan empati dengan sedih, pilu, terharu dan geram. Gempa ini menyobek hati dan memendam rasa – wah – begitu dahsyatnya.

Bogor 01 Oktober 2009 penulis didatangi tamu-tamu yang menyampaikan empati dan mengucapkan rasa duka dan belasungkawaas peristiwa tersebut. Rekan dan tetangga dating silih berganti dengan menundukkan kepala dan mengucapkan salam duka cita.

Rumah dan bangunan sekolah yang hancur akibat gempa di Pasbar Barat
Peristiwa ini “surprise” bagi penulis dan keluarga. Penulis masih dianggap oleh kerabat dan tetangga si “Padang” walaupun sudah + 50 tahun tinggal di Bogor dengan logat Sunda yang mengeja-eja. Sambil menerima ucapan simpati dan empati penulis “mikir”, kenapa ucapan seperti ini begitu spontan dan tulus. Jawaban sementara yang penulis dapat adalah : 1). Rasa tepo-seleronya orang Sunda (Jawa), 2). Canggihnya peliputan oleh media elektronik terutama TV-One yang dipimpin oleh saudara Karni Ilyas yang notabene adalah orang Pariaman.

Jawaban sebenarnya baru penulis dapat dari seorang tamu yang terlama duduk bersama penulis. Beliau seorang cendikiawan, ulama, pendidik, dan seorang pengagum Bung Hatta, Syahrir, Agus Salim, Tan Malaka, Hamka, Natsir, Sutan Takdir Alisyahbana dan Chairil Anwar. Semuanya adalah guru bangsa ini yang mendirikan dan membentuk karakter anak-anak bangsa.

Hatta adalah nasionalis-religius, cendikiawan muslim yang utuh dalam bingkai kemanusiaan yang adil dan beradab, ajaran dan karakternya: santun, jujur dan hemat. Agus Salim, Hamka dan Natsir adalah religius- nasionalis yang mewarnai Islam di Indonesia dan cendikiawan yang otodidak. Beliau bukan intelektual yang digodok di universitas, tetapi menjadi khalifah Islam Modern.

Syahrir, Tan Malaka, Sutan Takdir Alisyahbana dan Chairil Anwar adalah sosialis – nasionalis, Bapak Bangsa ini dalam politik, ekonomi dan budaya. Testimoni Bung Karno kepada Tan Malaka bahwa bila Bung Karno berhalangan maka pucuk pimpinan Negara ini akan diserahkan kepada Tan Malaka. Adalah suatu pengakuan totalitas untuk Tan Malaka sebagai pemimpin politik dan pejuang. Syahrir yang cerdas dan piawai dalam diplomasi menjadikan penjajah bertekuk lutut melalui Linggar Jati dan Renvile, dan juga meletakkan dasar-dasar demokrasi di Indonesia. Sutan Rakdir Alisyahbana dan Chairil Anwar adalah kampiun budaya dan mengangkat derajat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang modern.

Luluh lantaknya bumi Minangkabau akibat gempa 30 September 2009 memilukan hati anak bangsa dan menyentuh rasa kemanusiaan. Mereka yang menjadi korban adalah tetesan-tetesan darah guru bangsa.


Pengamat mistis mencoba menghibur diri bahwa gempa ini adalah teguran dari guru-guru bangsa ini akan laknat terabaikannya “Adaik Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah”, manifestasinya diangkat oleh Navis (1994) dalam buknya dengan judul Robohnya Surau Kami. Mesjid dan surau telah sepi dan Imam dan Khatib, puasa telah sepi dari tarawih dan pengajian, lebaran telah sepi dari zakat dan fitrah. Akronim Islam telah sepi dari nama-nama khalifah-khalifahnya. Nama-nama besar khalifah Islam menjadi kebanggan putra-putri tersayang dan tersanjung berganti dengan nama-nama non-muslim seperti: Antonio, Jhoni, Hendrik, Thomas, Kristina, Maria, dan nama-nama lainnya.

* Dimuat pada Buletin IKPB edisi 4, Desember 2009

GEMPA: ANTARA AZAB & CINTA

Oleh : Muhammad Ridwan

Mujuo indak dapek diraiah, malang indak dapek ditulak. Sumatera Barat diguncang gempa dashyat berkekuatan 7.6 skala richter (SR) hari Rabu 30 September 2009. Tiga hari sejak gempa, terjadi 389 kali gempa susulan yang menggetarkan berkekuatan antara 3 – 4 skala richter. Khusus untuk Pasaman Barat (menurut beberapa masyarakat korban gempa di Kinali & Sasak), sampai tiga hari pasca gempa, pemerintah belum memberikan bantuan pada masyarakat. Dalam Al – Qur’an, Surat Ar – Ruum (30 : 41) Allah SWT berfirman, “Telah nyata kerusakan di daratan dan di lautan akibat tangan manusia”.


Dalam Dunia Sains & TeknologiMenurut ilmu pengetahuan dan teknologi, gempa bumi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi, aktivitas sesar di permukaan bumi, pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah dan aktivitas gunung api. Dalam jangka dekat, para ilmuwan gempa mungkin nakin terobsesi untuk menjawab pertanyaan fundamental seperti ”dapatkah kita meramal terjadinya gempa?”.Saat ini jawabannya mustahil bila yang dimaksud adalah meramal hari, tanggal dan jam berapa gempa akan terjadi. Yang bisa diketahui sebatas wilayah mana yang akan terancam gempa dalam kurun 20-30 tahun mendatang.



Pandangan AgamaMungkin semua kita sudah mengetahui bahwa semua musibah yang terjadi di alam ini, baik gempa bumi, longsor, angin puting beliung, banjir dan musibah lainnya yang menimbulkan bahaya bagi manusia dan menimbulkan berbagai macam penderitaan semua disebabkan oleh perbuatan manusia. Lihatlah firman Allah Ta’ala, “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96).
Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisaa: 79).


Pertanyaannya, perbuatan manusia yang mana yang menyebabkan bencana ? Ada pernyataan menggelitik yang pernah disampaikan Prof. Syafril Kemala tahun 2006 yang menyatakan, ”Di Pasaman Barat orang yang shalat hanya sekitar 20 %”. Wow … seorang profesor berkata demikian tentu memiliki landasan, pengamatan, analisa dan pemikiran mendalam. Kita bisa lakukan perhitungan sederhana, misalnya dalam sebuah desa ada sekitar 4.000 penduduk. Mesjid ada rata-rata 4. Artinya ada sekitar 2.000 laki-laki (50 % dari penduduk). Lihatlah yang shalat Jum’at, satu mesjid hanya sekitar 100 orang permesjid. Ini artinya hanya sekitar 400 orang laki-laki yang shalat jum’at (20%), apalagi yang shalat lima waktu, kiran-kira berapa persen? Ini tanggung jawab siapa ?
Lalu lihatlah, ketika bulan Ramadhan, betapa banyaknya lelaki muslim dewasa sehat yang tidak berpuasa.

Belum lagi masalah korupsi yang seperti angin. Banyak pihak yang merasakan efek dan gaung korupsi tetapi tidak dapat dibuktikan secara administrasi. Tetapi dalam hal korupsi, mari lihat yang sederhana saja yaitu korupsi waktu. Pada waktu jam kerja di Pasaman Barat begitu banyak karyawan yang berada di warung atau pulang setelah zuhur dan tidak balik lagi.
Jadi, apakah gempa di Sumbar tahun 2009 ini sebagai azab atau CintaNya, sehingga diberikan peringatan atas kelalaian kita pada berbagai kewajiban ? Wallahu’alam.


- Pengurus IKPB & Pemimpin Redaksi Buletin IKPB
- Dimuat pada Buletin IKPB edisi 4, Desember 2009