Jumat, 28 Agustus 2009

RASA PERSAUDARAAN PERLU DIWARISKAN

Keluarga perantau di Jakarta, yang berasal dari lima kecamatan di belahan Utara Pasaman Barat, kumpul bersama di kediaman Drs. Hummad.
Apa saja yang dibicarakan?

Siang itu, rumah Drs. Hummad yang lumayan besar di bilangan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, dipenuhi oleh keluarga perantau Pasaman Barat di Jakarta, khususnya yang berasal dari lima kecamatan di belahan Utara Pasaman Barat, yakni Kecamatan Lembah Melin­tang, Ranah Batahan, Sungai Aur, Gunung Tuleh, dan Kecamatan Sungai Beremas.

Dalam sambutannya, tuan rumah yang berasal dari Ujung Gading (Kecamatan Lembah Melintang), mengatakan bahwa per­te­muan dimaksudkan untuk memelihara silaturrahim antara sesama perantau asal Pasaman Barat dan untuk saling ber­maaf-maafan, mengingat tak lama lagi umat Islam akan me­masuki bulan suci Ramadhan 1430 H.

Drs. Hummad kemudian me­mang­gil satu persatu ketiga anaknya yang sudah menginjak remaja dan dewasa, untuk diperkenalkan kepada hadirin. “Kita perlu mewariskan nilai-nilai persaudaraan ke­pada generasi penerus kita yang lahir dan atau dibesarkan di rantau. Caranya antara-lain dengan sering mengajak mereka untuk bersama-sama hadir pada setiap pertemuan kekeluargaan, sehingga mereka bisa saling kenal mengenal satu sama lain,” pesan pak Hummad.

Pesan pak Hummad mendapat tanggapan positif dari pe­ngurus organisasi kekeluargaan dari lima kecamatan yang hadir dan memberikan sambutan pada pertemuan tersebut, berturut-turut pak Khairuddin Malayu dari Ikatan Keluarga Ujung Gading & Sekitarnya (UGS); pak Bahuddin Maton­dang dari Ikatan Keluarga Batahan & Sekitarnya (IKBS); pak Aprefi dari Ikatan Keluarga Sungai Aur; M. Rum dari Ikatan Keluarga Paraman Ampalu (Gunung Tuleh), serta; Edi Rahmat dari Ikatan Keluarga Air Bangis (Sei Beremas).

Sambutan pengunci disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sjafril Kemala, MS selaku Ketua Umum Ikatan Keluarga Pasaman Barat di Jakarta Raya (IKP Barat Jaya). Pak Sjafril memperkuat himbauan pak Hummad tentang perlunya mewariskan nilai-nilai persaudaraan kepada generasi penerus kita yang lahir dan atau dibesarkan di rantau. Selain itu, beliau juga minta kepedulian perantau terhadap pembangunan di kampung halaman, terutama menyangkut aspek moral dan spiritual yang kondisinya semakin merisaukan.“Saya sependapat dengan pendapat pak M. Rum yang baru saja pulang kampung. Pembangunan fisik diakui banyak kemajuan, tapi kondisi moral dan spiritual masyarakat kita di kampung justeru mengalami kemunduran,” kata pak Sjafril.

Oleh : Khairuddin
Dimuat Pada Buletin IKP - Barat Edisi 3, September 2009

Tidak ada komentar: