Senin, 03 Agustus 2009

Hidup Dinamis Dengan Ilmu & Bisnis

Setelah menunggu sejenak di Ruang Tamu Rumah Bapak Syafril di Jalan Sempur Kaler No 25, Bogor, akhirnya kru Buletin IKP Barat dapat berbincang-bincag santai dengan Ketua Umum IKPB periode 2004 – 2009 ini. Berikut adalah wawancara dengan ilmuan yang sekaligus pengusaha ini.


Boleh diceritakan sejarah pendidikan Bapak ?


Saya lulus Sekolah Rakyat (SR) Negeri tahun 1958 di Sasak-Pasaman Barat (peringkat I). Lulus Sekolah SMP Negeri Simpang Empat tahun 1959 (Peringkat I). Tahun 1960 diterima di SPMA Negeri Padang dan lulus tahun 1963 dengan peringkat kedua.


Tahun 1972 menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Pertanian, IPB, Bogor. Tahun 1977 menyelesaikan pendidikan S2 (Magister Sains) di IPB, Jurusan Ekonomi Pertanian. Tahun 1988 menyelesaikan pendidikan S3 (Doktor) di IPB dan dikukuhkan menjadi Profesor tanggal 31 Juli 2007 dengan Orasi, “Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis Lada untuk Peningkatan Pendapatan Petani“. Sebelumnya diangkat menjadi Ahli Peneliti Utama (APU) dari LIPI tanggal 1 November 2000.


Bisa sekolah begitu tinggi, Bapak dari keluarga kaya?


Tidak. Justeru saya berasal dari keluarga miskin. Saya Putra kedua dari keluarga nelayan miskin dan buta huruf dari pasangan Moh. Ketek (Alm) dengan Siti Loran (Alm), dilahirkan di pesisisran Tompek (Maligi), Kabupaten Pasaman Barat pada 4 Sepetember 1942.


Apa motivasi Bp sekolah sampai tingkat tertinggi ?


Saya sekolah tinggi karena menjalani pesan yang sekaligus cita-cita ibu saya. Sebelum saya bernagkat ke Jawa ibu berpesan, ”Kamu sekolah ke Jawa untuk menjadi Profesor”.


Untuk biaya sekolah dari mana ?



Saya kuliah sambil berdagang di Pasar Anyar, Bogor. Bahkan saya sempat keluar IPB selama + 3 tahun untuk mencari makan. Tetapi dari situ saya belajar dunia yang sebenarnya dan dari situlah bakat bisnis saya tumbuh dan berkembang dengan pesat. Usaha dagang saya awali dari dagang dipasar Anyar seperti dodol Garut, Selai, dll. Selanjutnya saya menjadi distributor alat-alat jam tangan dan pupuk. Dalam bidang perpupukan semula menjadi pengecer pupuk PT. Pertani, kemudian menjadi distributor pupuk Intrada dan PT. Pusri di Jawa Barat. Sampai akhirnya saya memiliki swalayan, garment, rumah makan dan kontrakan. Alhamdulillah semua masih berjalan & sebagian dikelola saudara.


Konstribusi apa yang paling terkesan dalam peranan Bapak untuk memajukan kampung halaman ?


Aktivitas yang tetap terkenang adalah menjadi Ketua Umum Panitia Pemekaran Pasaman Barat di Jakarta, lobi dan dialog dengan pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta Komisi II DPR serta tokoh-tokoh masyarakat Pasaman Barat di Jakarta yang melahirkan Kabupaten Pasaman Barat.


Ketua Umum IKPB periode 2004 – 2009 menikah dengan gadis Sunda tahun 1972 (Ade R. Sumanah) dan dikaruniai 3 orang anak. Pemerintah & masyarakat Kodya Bogor memberikan apresiasi atas prestasi bisnisnya dengan diberikan amanah menjadi Ketua KADIN Kodya Bogor (Kamar Dagang & Industri tahun 1990-1995). Sejak tahun 2002 menjadi Datuk Mudo sebagai bentuk pengabdian pada kampung halaman.

(Dimuat dalam Buletin IKP Barat, Agustus 2009)

Tidak ada komentar: