Kamis, 08 Juli 2010

Rakyat Pasaman Barat & Resep Roosevelt

FRANKLIN Delano Roosevelt yang memimpin Amerika Serikat (AS) pada tahun 1933 boleh dibilang presiden yang paling nekat. Karena ketika itu, Negeri Pamansam mengalami apa yang disebut The Great Depression. Perekokomian hancur, perbankan runtuh, bisnis stagnan, rakyat panik, legislatif lumpuh, inflasi tinggi, pengangguran melambung dan ketidakpastian meluas.
Prof. Dr. Ir. H. Syafril Kemala*Akan tetapi, Roosevelt tak takut menghadapi kondisi yang begitu memilukan. Bahkan, sebelum dilantik dia dengan penuh kepercayaan diri dan keyakinan menyatakan, AS akan keluar dari krisis ekonomi dengan gemilang, dengan program konkret yang dinamainya The New Deal. Program itu adalah :

Pertama, membangun kepercayaan diri rakyat AS. Menurut Roosevelt, kekuatan terbesar yang dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi AS terletak pada rakyat AS sendiri dan jangan berharap pada negara lain.

Kedua, penghematan secara besar-besaran. Tidak ada pengadaan mobil baru bagi pejabat negara. Setiap anggota kabinet diwajibkan menggunakan mobil bekas. Pengurangan lampu-lampu jalan dan lain sebagainya.

Ketiga, membangun kemandirian pangan dengan cara menaikkan harga produk pertanian, serta memberi perlindungan terhadap produksi dan meningkatkan produksi. Keempat, Meningkatkan kredit pemilikan ruimah dan insentif bagi investasi swasta pada air minum dan listrik.

Kelima, membangun infrastruktur baik darat, laut, maupun udara secara besar-besaran, sehingga tercipta kesempatan kerja sekaligus mengurangi pengangguran, sektor ini adalah lokomotif ekonomi.

Keenam, penegakan hukum yang tegas, sebab dalam setiap krisis selalu disertai ketidaktertiban.
Ketujuh, meningkatkan permintaan dengan cara menaikkan gaji pegawai dan memberi harga yang baik bagi produk pertanian. Kedelapan, menciptakan rasa aman dan terlindungi bagi setiap warga AS dengan membasmi premanisme.

Program-program ini sungguh sangat rasional dan mudah diikuti rakyat AS. Hasilnya benar-benar gemilang. Tiga tahun berikutnya, AS yang semula negara pengimpor jagung terbesar dari Meksiko dan gandum dari Kanada, menjadi salah satu negara surplus pangan terbesar.

Bahkan, masyarakatpun tak mempersoalkan kenaikan harga pangan, sebab mereka telah memiliki penghasilan. Pendapatan itu diperoleh dari aktivitas ekonomi di sektor riil, terutama pembangunan properti dan infratruktur. Pengangguran pun terus berkurang.

Prestasi gemilang itu membuat Roosevelt menjadi satu-satunya Presiden AS yang menjabat selama 12 tahun. Sejarah bangsa AS juga mencatat, dia dipilih dalam tiga kali pemilihan untuk menduduki jabatan yang sangat terhormat tersebut. Sebuah bukti rakyat setempat menghargai prestasi yang telah dilakukan Roosevelt untuk mereka.

Analogi krisis AS pada tahun 1930-an itu tidak berbeda jauh dengan keadaan Pasaman Barat pada saat ini. Lihat saja pengangguran yang cukup tinggi 30 – 40 %, pertumbuhan ekonomi yang rendah, kelembagaan sosial dan ekonomi tidak berfungsi, infratsruktur yang sangat kurang. Masih banyak desa-desa yang tidak dilalui kendaraan roda empat serta penerangan listrik, premanisme yang berperan dalam bidang politik dan ekonomi.


Guru Besar di bidang Sosial – Ekonomi, Pertanian
Ketua Umum IKPB 2004 - 2010

Tidak ada komentar: